MANGAJI: REINTERPRETASI SASTRA LISAN DALAM KOMPOSISI MUSIK
DOI:
https://doi.org/10.51804/ijsd.v3i1.866Kata Kunci:
Ekplorasi, Komposisi, Makna, Metafora, Musik, ReinterpretasiAbstrak
Komposisi “Mangaji” merupakan bentuk pengkaryaan programa, yang dilatar belakangi oleh sastra lisan pasambahan Minangkabau sebagai ide penciptaan karya. Sastra lisan yang merupakan sajian yang selalu bersentuhan dalam kehidupan masyarakat Minangkabau digarap secara reinterpretasi oleh pengkarya dengan melihat aspek-aspek yang dimiliki sastra lisan, mampu menjadi penawaran baru dalam penggarapan komposisi musik. Penyusunan karya “Mangaji” menggunakan empat tahapan sampai karya menjadi rangkaian yang utuh, yaitu,: rangsangan awal, observasi dan pengumpulan data, eksplorasi, dan terakhir penyusunan hasil dari ekplorasi sebagai materi komposisi. Proses explorasi pada komposisi terdiri atas dua bentuk, yaitu pencocokan sumber dengan ide garap dan penyusunan materi dari hasil pencocokan sebelumnya, dengan menggunakan proses musikal. Proses ini meliputi menentukan tema, sub tema, penentuan aspek komposisi seperti dinamika, pengembangan motif dan penggarapan rasa pada setiap bagian. Komposisi “Mangaji” diharapkan menjadi alternatif, referensi, dan rujukan dalam penggarapan karya baru dalam ranah akademisi maupun dalam lingkup luas, sebagai manfaat yang edukatif dalam lingkup penciptaan musik baru.
The composition of "Mangaji" is a form of program work, which is based on the Minangkabau post-added oral literature as the idea of creating works. Oral literature, which is a presentation that always touches the life of the Minangkabau people, is reinterpreted by the author by looking at the aspects of oral literature that can become a new offering in the cultivation of musical compositions. The creation of "Mangaji" uses four stages until the work becomes a complete series, they are: Initial Stimulation, Observation and Data Collection, Exploration, and finally composing the results of the exploration as material composition. The process of exploration in the composition consists of two forms, namely matching the source with the working idea and arranging the material from the previous matching results using the musical process. This process includes determining themes, sub themes, determining aspects of composition such as dynamics, developing motifs and cultivating tastes in each section. The composition of Mangaji is expected to be an alternative, reference, and recomendation in the cultivation of new works in the academic real or in a broad scope, as an educational benefit in the scope of new music creation..
Unduhan
Referensi
Austin, J. L, 1962. How to Do Things With Word. London: Oxford Clarendon Press.
Darmono, Sapardi Djoko. 2010. Sosiologi Sastra. Ciputat: Editum.
Hardjana, Suka. 2003. Corat-Coret Musik Kontemporer Dulu dan Kini. Jakarta: Ford Foundation dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.
Hawkins, Alma M. 1990. Creating Through Dance. Terj. Y.
umandiyyo Hadi dengan judul “Mencipta Lewat Tari Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Pudentia, 2015. Metodologi Kajian Sastra lisan.Jakarta. Asosiasi Tradisi Lisan.
Jamaan, Arzul. 2011. “Kekerabatan Minang Kabau”.Makalah disajikan dalam rangka Pembekalan Guru SLTP se-Kecamatan Batipuh, ASKI Padangpanjang.
Sukerta, Pande Made, 2011. Metode Penyusunan Karya Musik. Surakarta: ISI Press Solo.
Smith, Jacqueline, 1985. Komposisi Tari sebuah Petunjuk Praktis bagi Guru. IKALASTI: Yogyakarta.
Taylor, A. 1965. Foklore and The Student of Literature” Dalam Dundes, A.The Study of Foklore. Englewood Cliffs, N.Y.:Prentice-Hall.
Wellek, Rene dan Austin Warren. 2014. Teori Kesusastraan. Terj.Melani Budianta, Jakarta : PT Gramedia Pustaka.