PEMAKNAAN VISUAL PERANGKO BENCANA ALAM TSUNAMI BERDASARKAN TEORI DIFFERANCE JACQUES DERRIDA
DOI:
https://doi.org/10.51804/ijsd.v3i1.869Kata Kunci:
Differance visual, pemaknaan perangko, perangko tsunamiAbstrak
Bencana alam tsunami yang terjadi di Aceh dan beberapa kota di dunia pada tahun 2004 menyisakan kerugian bukan hanya material melainkan juga psikologi. Banyak bantuan datang dari seluruh Indonesia. PT Pos Indonesia juga berkontribusi untuk membuat suatu kampanye sosial melalui penjualan perangko. Perangko tsunami tersebut pertama kali diterbitkan pada bulan mei 2005. Secara visual, perangko bencana alam tsunami berbeda dengan perangko bencana alam yang juga dikeluarkan oleh PT. Pos Indonesia. Hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pemaknaan perangko utamanya dari cabang dekonstruksi yaitu differance. Kata differance merujuk pada suatu jejak antar sistem tanda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara kepada penyintas tsunami untuk memperoleh gambaran dan juga persepsi subjektif berdasarkan pengalaman empiris terhadap kejadian tsunami. Teknik Analisis menggunakan pengkodean (coding). Hasil dari penelitian ini adalah adanya pemaknaan dalam sistem kepercayaan, sifat dasar manusia dan juga ketegangan politik yang terjadi pada saat itu.
Natural disaster, tsunami, occurred in 2004 in Aceh and several cities in the world inflicted heavy losses not only materially, but also psychologically. A lot of help came from all over Indonesia. PT. Pos Indonesia also made contribution to organize a social campaign by selling stamps. The tsunami stamps were first issued in May 2005. Visually, the tsunami stamps were different from other natural disaster stamps that were also issued by PT. Pos Indonesia. This encouraged the researcher to conduct a research on the meaning of stamps, especially from the branch of deconstruction, which was difference. The term difference refers to a trace between sign systems. This was a qualitative research. Data were collected through interview with tsunami survivors in order to obtain overviews and subjective perceptions based on empirical experience on tsunami event. The analysis technique used was coding. This research found that there were meanings in the belief system, human natures, and political tensions occurred at that time.
Unduhan
Referensi
Ahyar, Y. L. (2014). Postmodernisme Teori dan Metode. Jakarta: Rajawali Press.
Anonim. (2010, September 28). Diambil kembali dari http://koleksiprangko-uangkuno.blogspot.com/2010/09/prangko-indonesia.html
Anonim. (2020). Diambil kembali dari https://www.tokopedia.com/prangkopedia/perangko-prangko-indonesia-2005-seri-bencana-alam-aceh
Ardianto, T. D., Susanto, D., & Mataram, S. (2018). Onomatopea sebagai Pembuka Signifikasi Teks dalam Komik Tintin Petualangan Tintin Penerbangan 714 ke Sidney versi Terjemahan Bahasa Indonesia. Mudra, 223-231.
Belasunda, R., Saidi, I. A., & Sudjudi, I. (2014 Vol. 6 No. 2). Hibriditas Medium pada Film Opera Jawa Karya Garin Nurgroho sebagai Sebuah Dekonstruksi. ITB Journal Visual Art & Design, 108-129.
BNPB. (2012, Juni). Diambil kembali dari https://bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/578.pdf
Derrida, J. (1997). Of Grammatology. Maryland: The John Hopkhins University Press.
Istanto, F. H. (2003). Dekonstruksi dalam Desain Komunikasi Visual Sebuah Penjelajahan Kemungkinan Studi Kasus Desain Iklan Rokok A-mild. Nirmana, 48-71.
Kurniawan, I. (2018). Dekonstruksi Dalam Virtual Reality 'Keffiyeh' pada Wacana War on Terror dan Visualisasi Tokoh Utama Game First Person Shooters Bertema War on Terror. Majalah Ilmiah Unikom Vol. 16 No. 2, 189-196.
Lupton, E., & Miller, A. J. (1994). Deconstruction and Graphic Design. Dalam Visible Language (hal. 346-366). New York: Rhode Island School of Design.
Nugroho, A., & Haryadi, T. (2017). Posmodernisme dalam Iklan teh Javana. Andharupa Vol. 03 No. 2, 154-165.
Nursalim, A., & Sulastianto, H. (2015). Dekonstruksi Motif Batik Keraton Cirebon : Pengaruh Ragam Hias Keraton pada Motif Batik Cirebon. JPP Vol. 15 No. 1, 27 - 40.
Pilliang, Y. A. (1998). Sebuah dunia yang dilipat: realitas kebudayaan menjelang milenium ketiga dan matinya posmodernisme. Bandung: Mizan Pustaka.
Saldana, J. (2011). Understanding qualitative research. Fundamentals of qualitative research. New York: Oxford University Press.
Setyawan, A. B. (2017). Dekonstruksi Benda Sehari-hari dalam Karya Seni Lukis . Invensi Vol. 2 No. 2.
Swasono, I. H. (2007). Dekonstruksi Diri Sendiri Dalam Proses Penciptaan Karya Seni.