HEGEMONI REFLEKSI PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT GRESIK PASCA INDUSTRIALISASI DALAM KARYA SENI INSTALASI

Penulis

  • Muhammad Haqqin Nazily Penciptaan Seni lukis Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Indonesia.

DOI:

https://doi.org/10.51804/ijsd.v3i1.771

Kata Kunci:

Instalasi, Pabrik, Perubahan sosial

Abstrak

Gresik dahulu merupakan wilayah Agraris, dahulu masyarakat gresik dikenal sebaagai petani sawah dan tambak. akan tetapi seiring berjalannya waktu kini gresik berubah menjadi kota industri. Pembangunan pabrik terjadi dimana-mana. Lahan-lahan seperti: persawahan, tambak, serta tempat tinggal masyarakat gresik kini telah tersisihkan. Berangkat dari masalah tersebut, penulis ingin menyuarakan melalui visualisasi gagasan ke dalam karya seni instalasi yang berjudul perubahan sosial masyarakat gresik pasca industrialisasi dalam Karya Seni Instalasi. Instalasi divisualisasikan menggunakan obyek/benda-benda yang tersemen. Dalam hal itu penulis ingin menyampaikan suatu kondisi dimana berdirinya pabrik-pabrik tersebut secara tidak langsung sudah memberi dampak yang sangat signifikan baik merubah tatanan sosial maupun perilaku masyarakat gresik. Penulis ingin menjadikan instalasi sebagai media suara dan ruang baru untuk berfikir dalam melihat fenomena praktek kekuasaan yang ada di gresik. Metode yang digunakan merujuk pada lima tahap kreatifitas dari David Campbell: 1. Persiapan, 2. Konsentrasi, 3. Inkubasi, 4. Iluminasi, 5. Verivasi.

Gresik used to be an agricultural area, before the Gresik people were known as rice and pond farmers. however over time Gresik has now turned into an industrial city. Factory construction is happening everywhere. Lands such as: rice fields, ponds, and where the Gresik community lives have now been marginalized. Departing from this problem, the writer wants to voice through the visualization of ideas into the installation art work entitled social change of the post-industrialization gresik society in installation art works. The installation is visualized using cemented objects / objects. In that case the author would like to convey a condition in which the establishment of these factories indirectly had a very significant impact, both changing the social order and the behavior of the Gresik community. The author wants to make the installation a medium for sound and a new space for thinking in seeing the phenomenon of the practice of power in Gresik. The method used refers to David Campbell's five stages of creativity: 1. Preparation, 2. Concentration, 3. Incubation, 4. Illumination, 5. Verification.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Ali, Matius. (2011). Estetika Pengantar Filsafat Seni. Sanggar Luxor

Arista Riyanike (2018), Proses Kreatif Penciptaan Batik Motif Bambu Khas Kota Magetan dan Ngawi, dalam EKSPRESI SENI: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, Vol. 20, No 2.

Campbell, David. (1986). Mengembangkan Kreativitas, saduran A.M. Mangun Hardjana. Yogyakarta: Kanisius

Eko Putro Dimas Fauzi (2017), Tokoh Ariel Mermaid Dalam Karya Seni Lukis Mix Media, dalam EKSPRESI SENI: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, Vol. 19, No. 1.

Ernawati, S. P., Sari, R. N., & Psi, S. (2020). Representasi Kesadaran Budaya Lokal Perupa Dalam Penciptaan Karya Seni Rupa Dan Desain Di Era Kontemporer. Penerbit Qiara Media.

Langer, Suzanne K. (2006). Problematika Seni (terjemahan Fx. Widaryanto). Bandung: Sunan Ambu

Moelyono. (1997). Seni Rupa Penyadaran. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Ritzer,Goodman. (2004). Teori Marxis dan berbagai ragam teori Neo-Marxian. Kasihan, Bantul KREASI WACANA.

Salim, Agus. (2002). Perubahan Sosial. Yogyakarta: PT Tiara Waca Yogya.

Sumartono. (2000). Peran Kekuasaan dalam Seni Rupa Kontemporer Yogyakarta: Outlet. Yogyakarta: Cahaya Timur.

Diterbitkan

2021-02-01

Terbitan

Bagian

Articles