RUANG SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS KESENJANGAN WILAYAH
DOI:
https://doi.org/10.51804/ijsd.v2i2.738Kata Kunci:
kota bengkulu, bunga rafflesia arnoldi, seni seratAbstrak
Penciptaan karya seni kriya ini merepresentasikan tentang fenomena kerusakan alam yang mengakibatkan hampir punahnya habitat bunga rafflesia arnoldi . Buna rafflesia arnoldi sebagai inspirasi penciptaan karya seni serat memiliki beberapa keunikan dan kelebihan, Ide dasar penciptaan berangkat dari pesona visual yang indah, Bunga rafflesia arnoldii sebagai tumbuhan endemik dipulau sumatra khusunya di kota Bengkulu. Bunga rafflesia arnoldii dikenal tidak memiliki daun sehingga tidak mampu melakukan fotosintesis sendiri, maka untuk memenuhi kebutuan hidupnya mengambil nutrisi dari pohon inangnya. Keunikan bunga Rafflesia arnoldii memiliki sifat-sifat biologi yang berbeda dengan tumbuhan lainnya yaitu memiliki daur hidup tahunan dan memparasiti spesies liana tertentu. Diduga bahwa permasalahan lingkungan akan menjadi penyebab utama kepunahan Rafflesia arnoldii. Selain hal itu terjadinya kepunahan disebabkan oleh proses pertumbuhan kuncup-kuncup bunga yang akan mekar dalam waktu yang singkat. Masa pertumbuhan bunga dapat memakan waktu sampai 9 bulan dan masa mekar hanya sekitar 5-7 hari, kemudian bunga Rafflesia arnoldi akan layu dan mati. Penciptaan karya ini menerapkan metode tiga-tahap enam-langkah dari SP. Gustami. Karya yang diciptakan adalah karya seni kriya tekstil dalam bentuk karya seni serat. Proses pembuatan karya terdiri dari proses pembuatan desain, pembentukan, finishing, dan evaluasi. Proses penghayatan, penyetaraan antara rasa dan pikiran, dilakukan untuk memberikan spirit dan ruh agar karya dapat memberikan inspirasi, semangat, dan memberikan pesan-pesan kepada orang lain yang melihatnya. Material utama karya yang digunakan yaitu berbagai jenis benang serat alami dan serat buatan, kain goni sedangkan material pendukung yaitu serat alam, payet dan berbagai jenis aksesoris. Penelitian dan penciptaan ini menghasilkan dua karya yang tediri dari karya panel dua dimensi. Setiap karya menceritakan makna yang berbeda tetapi tetap ada korelasi konsep yang sama. Harapannya karya-karya penciptaan ini bisa memberikan sebuah refleksi dari berbagai sudut pandang latar belakang kehidupan manusia.
The creation of this craft art is to represent the natural destruction phenomenon which causes the extinction of Rafflesia Arnoldi flowers habitat. Rafflesia Arnoldi flowers as an inspiration of fiber artwork creation which have several uniqueness and advantages, the basic idea of creation is started from the beautiful visual charm, Rafflesia Arnoldi flowers as endemic plants in the Sumatra Island especially in Bengkulu City. Rafflesia Arnoldi flowers are known as the plants which have no leaves, therefore they are unable to carry out photosynthesis by themselves; consequently to fullfill their life’s needs, they take nutrients from their host trees. The uniqueness of Rafflesia Arnoldi flowers have different biological characteristics with the other plants which have annual life cycles and paralyze the certain Liana’ species. It is suspected that the enviromental problem will be as the main cause of Raffesia Arnoldi’ extinction. In other hand, the extinction is also caused by the growth process of flower buds that will bloom in a short time. the growth period can take up into 9 months and the bloom period is only about 5-7 days, then the Rafflesia Arnoldi flowers will wither and die. The creation of this work applies the six-steps three-stages method of SP. Gustami. The work, which is created, is a textile artwork in the fiber artwork form. The process of making works consist of making design process, forming, finishing, and evaluating. In the appreciation process, the equalization between feeling and mind. It is carried out to give passion and spirit so the work can give an inspiration, encouragement, and give the messages to others who perceives it. The main material used is various types of natural fiber yarns and synthetic fibers, sackcloth while supporting materials are natural fibers, sequins and various types of accessories. This research and creation result two works, which consist of two dimensional panel works. Each work tells the different meaning but there is the same of correlation’ concept. Hopefully, this creation’ works are able to provide a reflection of various viewpoints in the human life.
Unduhan
Referensi
Anas, Biranul. (2006), Ikatan Silang Budaya Seni Serat, Bentara Budaya, Jakarta.
Azalea,dkk. (2014), Kreasi Rajut Paling Cute Spesial Bikin Perhiasan yang Nggak Pasaran, Media Pressindo, Yogyakarta.
Abdullah, Hamidin. (2010), Jurnal Perintis Pendidikan Fakulti Seni Lukis dan Seni Reka (UiTM), Editorial Journal INTI FSSR INTI Jilid 18 (Bil.1).
Budiman, Kris. (2011), “Semiotika Visual”, Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas, Jalasutra, Yogyakarta.
Brower, M.A.W. (1998), Alam Manusia dalam Fenomenologi, PT Gramedia, Jakarta.
Budiyono, dkk. (2008), Kriya Tekstil untuk Sekolah Menengah Kejuruan Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Djelantik. (2004), Estetika Sebuah Pengantar, Media Abadi, Yogyakarta.
Gie, The Liang. (2004), Filsafat Keindahan, Pusat Belajar Ilmu Berguna (PUBIB), yoyakarta.
Gustami, Sp. (2004), Proses Penciptaan Seni Kriya “Untaian Metodologis”, Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Hamy, Stephanus dan Debbie S.Suryawan. (2011), Sulam Tapis Lampung (Mengolah Wastra Indonesia), Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Kartika, Dharsono Sony dan Nanang Ganda Perwira. (2004), Pengantar Estetika, Rekayasa Sains, Bandung.
Kartika, Dharsono Sony. (2017), Seni Rupa Modern, Rekayasa Sains, Bandung.
Langer, Suzanne K.(2006), Problematika Seni, Sunan Ambu Press, Bandung.
Malins, J. Ure J. And Gray C (1996), The Gap: Adressing Practice Based Research Training Requirements For Designers, The Robert University, Aberdeen, United Kingdom.
Saraswati. (1986), Seni Makrame III, Penerbit Bhratara, Jakarta.
Soedarso Sp. (2006), Trilogi Seni Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni. Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Yogyakarta.