KATARSIS PASCA KECELAKAAN SEBAGAI IDE PENCIPTAAN KARYA LUKIS
DOI:
https://doi.org/10.51804/ijsd.v2i2.716Kata Kunci:
katarsis, tragedi, trauma, seni lukisAbstrak
Katarsis digunakan sebagai penyaluran emosi dan agresi yang berupa kekesalan, kesedihan, kebahagiaan, impian dan lainnya. Penyaluran emosi dan agresi didasari oleh sebuah tragedi atau peristiwa yang pernah menimpa penulis sehingga menimbulkan rasa trauma. Penciptaan karya ini bertujuan terapi penyembuhan trauma dengan cara menceritakan kembali keresahan traumatik apa saja yang sudah dialami dan dirasakan , mencoba divisualisasikan bentuk metafor dalam lukisan. Dengan metode penciptaan berbasis penelitihan (practice-based research).
Cathartic used as the emotion and aggression of vexation , sadness , happiness , dreams and etc .The emotion and aggression based on a tragedy or events ever affliction sparking the trauma . The creation of this work is aimed at healing trauma therapy by recounting the traumatic anxiety that has been experienced and felt, try to visualitation a metaphor in painting .With the creation practice-based research.
Unduhan
Referensi
Aldrich, C Virgil (1963), Philosophy of Art. USA: PRENTICE-HALL, INC
Dharsono Sony Kartika, (2004). Seni Rupa Modern, Bandung : Rekayasa Sains.
Enha, Ilung S. (2011).Laduni Quontent model kecerdasan masa depan, Yogyakarta : Kaukaba.
Hanula, M. Suoronta, J. Vaden, T. (2005), Artistic Research Theoris, Methods, And Practice. Findland : Cosmoprint Oy
Marianto, M. Dwi. (2002). Seni Kritik Seni. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya
Made, I Bandem, (2006). Metode Penelitian Seni.yogyakarta
Soedarso, Sp. (2006). Trilogi Seni Penciptaan Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta : BP ISI Yogyakarta.
Suryadi . (2009). Hubungan antara bahasa dan budaya . Universitas Sumatra utara ( makalah seminar nasional budaya etnik III . Diselenggarakan oleh universitas Sumatra utara , Medan 25 april 2009 )
Susanto, Mikke. (2002). Diksi Rupa. Yogyakarta: Kanisius.
Susanto, Mikke. (2011). Diksi Rupa Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa Yogyakarta: DictiArt Lab.