PROSES KREATIF FILM DOKUMENTER BERSAMA LANSIA

Authors

  • Catur Panggih Raharjo Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.51804/ijsd.v3i1.861

Keywords:

film, dokumenter, observasional, kolaborasi, lansia, individu

Abstract

Penciptaan ini bermula dari ketidakpuasan subjek dalam film dokumenter sebelumnya, sehingga memantik pencipta untuk membuat film dokumenter selanjutnya. Setelah proses yang cukup panjang akhirnya pencipta mengajak subjek untuk membuat film selanjutnya dengan konsep kolaboratif, artinya kami berdua bekerjasama untuk menghasilkan film selanjutnya. Film dokumenter kolaboratif ini menggunakan gaya observasional yang menekankan pada dialog antar subjek dan kenaturalan disetiap adegan dalam film. Secara garis besar proses kolaborasi antara kami berdua berhasil dengan baik, hanya ada beberapa kendala karena adanya pandemi covid 19 yang menyebabkan berkurangnya interaksi antara kami.

This creation stems from the dissatisfaction of the subject in the previous documentary film, thus igniting the creator to make the next documentary. After a fairly long process the creator finally invited the subject to make the next film with a collaborative concept, meaning we both worked together to produce the next film. This collaborative documentary film uses an observational style that emphasizes dialogue between subjects and natural in every scene in the film. Broadly speaking, the collaboration process between the two of us succeeded well, there were only a few obstacles due to the covid pandemic 19 which led to reduced interaction between us.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ariefiansyah, Rhino (2011). “Menuju Etnografi Visual Kolaboratif? Suatu Dinamika Hubungan Peneliti dan Subjek dalam Produksi dan Diseminasi Film Bisa Dèwèk” Bisa Dewek: Kisah Perjuangan Petani Pemulia Tanaman di Indramayu, Yunita T. Winarto (ed). Depok: Gramata Publishing.

Ariefiansyah, Rhino dan Restu Prahara (2012). “Kolaborasi dan Refleksifitas dalam Penciptaan Representasi Etnografi Visual dalam Bentuk Film Dokumenter: Sebuah Pengalaman”. Jurnal Antropologi Indonesia Vol 33 No. 1, January-April 2012 p. 17-23. Depok: Departemen Antropologi Universitas Indonesia

Ayawaila, Gerzon (2008). Dokumeter Dari Ide Sampai Produksi. Jakarta: FFTV IKJ Press.

Fatimah, Karina. (2020). ”Perancangan Company Profile Sebagai Media Promosi Cv. Barotek”. Ikonik Jurnal Seni dan Desain Vol 2. 13-20.

Imanda, Tito (2018). “Biar Dhanyang yang Bicara: Film Spiritual dan Pesan Substansial dalam Kolaborasi Produksi Film Tetangga”. Jurnal Komunikator, Vol 10 No. 2, November 2018 p. 76-88. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Lai, Emily R (2011). Collboration: A literature Review. P:1-48

Nichols, Bill (2001). Introduction to Documentary, Second Edition. Bloomington: Indiana University Press.

Tanzil, Chandra dan Rhino Ariefiansyah, dan Tonny Trimarsanto (2010). Pemula Dalam Film Dokumenter: Gampang – Gampang Susah. Jakarta : IN-DOCS.

Downloads

Published

2021-02-01