MOTIF BATIK KASIH SAYANG IBU UNTUK MEMAKNAI HARI IBU

Authors

  • Fegelia Rahmadani Institut Seni Indonesia Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.51804/ijsd.v1i1.420

Keywords:

Hari Ibu, Ibu dan Anak, Kasih Sayang

Abstract

Mengamati peristiwa peringatan Hari Ibu, yang jatuh pada tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional di negara Indonesia. Dewasa ini, makna dari moment Hari Ibu serta esensinya telah banyak berubah dan bergeser. Dimana peringatan Hari Ibu sekarang hanya pada hal-hal yang seremonial dan temporal, sepeti ucapan selamat via media sosial. Memaknai Hari Ibu dengan memberikan kasih sayang, merupakan suatu ungkapan yang indah. Semua manusia dan makhluk hidup di dunia ini memerlukan kasih sayang, tak terkecuali. Kasih sayang ibu terhadap anaknya tidak akan sama dengan kasih sayang anak kedapada ibunya. Seperti peribahasa “kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah” dari arti kata yang digunakan yaitu “jalan dan galah”, jalan selau berkaitan dengan jalan lain sehingga tidak berujung. Sementara galah adalah sebuah tongkat yang memiliki ukuran tertentu yang dapat dilihat ujung dan pangkalnya. Dengan motif batik ini, ingin menyampaikan perasaan kasih sayang terhadap ibu sebagai bentuk apresiasi atas jasanya selama ini, dan juga ingin menyadarkan kaum millennial akan makna kasih sayang pada moment Hari Ibu, bukan sekedar ajang pencitraan di media sosial.

Observed the Mother's Day memorial event, which falls on December 22 as National Mother's Day in the country of Indonesia. Today, the meaning of mom's Moment and its essence has changed and shifted. Where Mother's Day commemoration is now only on ceremonial and temporal matters, such as congratulations by social media. Meaning Mother's Day by giving affection, is a beautiful expression. All humans and living beings in this world need love, not exception. Mother's love for her child will not be the same as the child's love for her mother. Like the proverb "mother's love along the way, child love along the pole" from the meaning of the word used is "road and" pole ", the path is connected with another way so that no end. While the pole is a stick that has a certain size that can be seen end and base. With this pattern batik, want to convey feelings of affection for mother as a form of appreciation for his services so far, and also want to awaken the millennial will be the meaning of affection on the Moment, not just a social media imaging event.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Kumar, V. (2016). 101 Metode Desain. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Ali, L. (1999). Kamur Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Asmito. (1992). Sejarah Kebudayaan Indonesia. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hamzurt. (1994). Batik Klasik. Jakarta: Djambatan.

Kumar, V. (2016). 101 Metode Desain. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Wulandari, A (2011). Batik Nusantara : makna filosofis, cara pembuatan, dan industry batik. Yogyakarta: Andi.

Musman, A., & Airin, A. B. (2011). Batik Warisan Adilubung Nusantara. Yogyakarta: G-Media.

Warsito, T. (2008). Batik Sebagai Aset Diplomasi Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta

Downloads

Published

2019-07-13

Issue

Section

Articles