TRANSFORMASI WAYANG BEBER DALAM BATIK LUKIS
DOI:
https://doi.org/10.51804/ijsd.v2i2.733Keywords:
Batik Lukis, Transformasi, Wayang BeberAbstract
Wayang beber merupakan salah satu artefak budaya Nusantara yang berasal dari Jawa, hingga saat ini wayang beber asli masih dijaga keberadaannya dengan baik. Namun dengan berkembangnya zaman, wayang ini kurang diminati oleh masyarakat dan lebih cenderung memilih produk atau hiburan yang lebih modern. Fenomena tersebut memantik untuk berupaya mempopulerkan dan memperkenalkan kembali wayang beber dengan mengembangkan bentuk visual, tampilan, hingga material. Tujuan penciptaan ini adalah mengembangkan seni tradisi wayang beber melalui media batik dan mewujudkan bentuk visual baru dalam wayang beber. Penciptaan karya dimulai dari pembuatan sketsa perancangan, persiapan alat, bahan, hingga sampai ke proses perwujudan dengan menggunakan teknik tutup celup, lorodan. Tahap berikutnya pemindahan sketsa pada kain, pencantingan, pewarnaan, pelorodan, dan display. Pada proses penciptaan ini diperkuat oleh teori-teori pendukung, yakni teori transformasi dan adaptasi. Karya yang dihasilkan dalam penciptaan ini adalah batik lukis dengan ide wayang beber Pacitan (Joko Kembang Kuning). Karya batik ini mengembangkan bentuk visual dari wayang Pacitan dan mengadopsi adegan cerita pada gulungan gambar. Bentuk figur, warna, komposisi dikembangkan sehingga terdapat bentuk pembeda dari gambar wayang asli. Batik lukis dengan ide wayang beber Pacitan dibuat agar menambah daya tarik masyarakat akan wayang beber, serta memberikan pengetahuan akan pentingnya kesenian budaya Indonesia.
The wayang beber is one of the archipelago cultural artifacts originating from Java, until now the original wayang beber still is well preserved. However with the development of the times, this wayang is less attractive to the public and more likely to choose products or entertainment that is more modern. This phenomenon triggers to attempt to popularize and reintroduce wayang beber by developing visual forms, appearance, and material. The purpose of this creation is to develop the art of the wayang beber tradition through batik media and to realize new visual forms in the wayang beber.The creation of this work starts from the making of design sketches, preparation of tools, materials, up to the embodiment process using the technique of dyeing, lorodan. The next step is sketch transfer to fabric, coloring, pelorodan, and display. In the process of creation this is reinforced by supporting theories, namely the theory transformation and adaptation. The workproduced in this creation is apainting with the idea of wayang Pacitan (Jok Kembang Kuning). This batik work develops the visual form of the wayang Pacitan and adopts a story scene on a picture roll. Figure shapes, colors, compositions are developed so there are distinguishing forms from original wayang picture. Batik painted with the idea of Pacitan wayang beber was made in order to add to the appeal of the public about wayang beber, as well as providing knowledge of the importance of indonesian cultural arts.
Downloads
References
Ernawati, E. (2019). KAJIAN ESTETIKA SENI BATIK KONTEMPORER MELALUI KARYA KOLABORASI SENIMAN AGUS ISMOYO-NIA FLIAM. Studi Budaya Nusantara, 3(1).
Gustami, SP. (2004). Proses Penciptaan Seni Kriya, Program Penciptaan Seni Pascasarjana,Institut
Seni Indonesia Yogyakarta.
Hutcheon Linda. (2006). A Theory of Adaptation, Taylor & Francis Group, New York, London.
Kartika, Dharsono Sony. (2017). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains.
Sayid.R.M. (1980). Sejarah Wayang Beber. Solo: Reksa Pustaka.
Susanto Sewan. (1980). Seni Kerajinan Batik Indonesia, Balai Penelitian dan Kerajinan.
Subandi.dkk. (2011). Wayang Beber Remeng Mangunjaya Gelaran Wonosari dan Wayang beber
Jaka Kembang Kuning Karangtalun Pacitan Serta Persebarannya Di Seputar Surakarta.Solo:ISI Press
Sumanto.dkk. (2011). Studi Komparatif Pertunjukan Wayang Beber Lakon Jaka Kembang Kuning Dengan Remeng Mangunjaya. Solo: ISI Press.