RUANG SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN SENI LUKIS KESENJANGAN WILAYAH
DOI:
https://doi.org/10.51804/ijsd.v1i1.419Keywords:
Kota, Ruang, Seni LukisAbstract
Tujuan penciptaan yaitu memvisualisasikan ruang perkotaan sebagai ide penciptaan seni lukis dengan tema “Kesenjangan Wilayah”. Ruang abstrak yaitu ruang yang didominasi, diduduki, dikendalikan, otoriter, bahkan adanya kekerasan, kerakusan, kehancuran, dan lainnya. Ruang abstrak sangat memungkinkan membuat orang berkuasa untuk mengontrol seluruh ruang, meraih kendali, membawa keuntungan, memupuk laba, dan sebagainya.Metode penciptaan menggunakan Practice Based Research. Dua penggunaan yang dapat dilakukan yaitu kegelisahan pribadi dan menggunakan literatur atau teori pendukung. Metode lukis mengunakan lima proses kreativitas dari ahli. Pertama, persiapan adalah suatu sikap bagaimana seseorang membuat dasar masalah penciptaan. Kedua, konsentrasi yaitu memfokuskan permasalahan. Ketiga, inkubasi yaitu seseorang mencoba mengambil dan menciptakan jarak pada masalah agar bisa beristirahat sejenak. Keempat, iluminasi yaitu usaha untuk mencari cara untuk penyelesaian masalah agar mendapatkan ide dan gagasan berkarya. Kelima, verifikasi yaitu mencoba menghubungkan dan mensintesiskan berbagai rencana kerja serta melaksanakannya. Sehingga, lahirlah karya dengan judul “Singgasana Kekuasaan di Balik Kekuasaan”, “Bernapas di Kota”, dan “Terpuruk” dengan akrilik di atas kanvas.
The purpose of creation is to visualize urban space as the idea of creating painting with the theme "Regional Inequality". Abstract space is a space that is dominated, occupied, controlled, authorized, even the existence of violence, greed, destruction, and others. Abstract space is very possible to make people in power to control the entire space, gain control, bring profits, foster profits, and so on.The methodology of creation is Practice Based Research. Two functions that can be done are personal anxiety and using supporting literature or theory. The painting method uses five creative processes from experts. First, preparation is an attitude on how one makes the basis of the problem of creation. Second, concentration is focused on the problem. Third, incubation is someone trying to take and create a distance to the problem so they can take a break. Fourth, illumination is an effort to find ways to solve problems in order to get ideas and ideas for work. Fifth, verification is trying to connect and synthesize various work plans and implement them. Thus, the work was born with the title "Thrones of Power Behind Power", "Breathing in the City", and "Drooping" with acrylic on canvas.
Downloads
References
Campbell, D. (1986). Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Hannula, M., Suoranta, J., Vadén, T., & Universitet, G. (2005). Artistic Research: Theories, Methods and Practices. Academy of Fine Arts.
Jazuli, M. (2014). Sosiologi Seni (2nd ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Keesing, R. M. (1981). Antropologi Budaya: Suatu Perspektif Kontemporer. Jakarta: Erlangga.
Koentjaraningrat. (1987). Sejarah teori antropologi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Ritzer, G. (2012). Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Marxis dan Berbagai Ragam Teori Neo-Marxian. (Nurhadi, Ed.). Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Sumardjo, J. (2000). Filsafat Seni. Badung: Institut Teknologi Bandung.