STRATEGI PEMASARAN UPT MUSEUM BALANGA SEBAGAI WISATA EDUKASI DI KOTA PALANGKARAYA
DOI:
https://doi.org/10.51804/deskovi.v3i2.808Keywords:
analisis swot, marketing mix 7p, museum, museum balanga, strategi, wisataAbstract
Keberadaan museum selama ini sering dianggap hanya sebagai tempat memamerkan koleksi budaya maupun sejarah saja, padahal sebenarnya dapat menjadi alternatif yang menarik untuk dikunjungi wisatawan. Kesan membosankan yang menjadi polemik di berbagai museum di Indonesia harus ditepis dengan melakukan strategi pemasaran yang tepat. Salah satunya yaitu UPT Museum Balanga yang merupakan museum budaya di Kota Palangkaraya. Museum Balanga selain memiliki tempat yang strategis juga memiliki keunikan dari berbagai koleksi yang menunjukkan siklus hidup suku Dayak. Kenyataannya dari data pengunjung yang dihasilkan pada setiap tahun ternyata masih belum mencapai peningkatan yang maksimal. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif bersifat deskriptif dengan menggunakan analisis SWOT. Tahap penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data, kemudian tahap analisis dengan membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan, dan yang terakhir yaitu tahap penetapan strategi berdasarkan marketing mix 7p yaitu product, price, place, promotion, process, people, dan physical evidence. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis kelebihan dan kekurangan pada UPT Museum Balanga serta memformulasikan strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan daya tarik dan jumlah pengunjung lokal maupun mancanegara. Pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa UPT museum balanga perlu meningkatkan servis excellence dengan melakukan training dan menetapkan standar operasional pegawai, pembenahan terhadap interior dan eksterior desaign, melengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti ruang multimedia, cafe dan lainnya, serta meningkatkan promosi dengan memanfaatkan berbagai media sosial dan bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.
The existence of museums has often been considered only as a place to display cultural and historical collections, when in fact it can be an interesting alternative place for tourists to visit. The boring impression that became polemic in various museums in Indonesia must be erased by carrying out the right marketing strategy. One of them is UPT Museum Balanga which is a cultural museum in Palangkaraya City. Besides having a strategic place, Balanga Museum also has uniqueness on various collections that shows the life cycle of Dayak tribe. But the fact is that the visitor data generated each year has not yet reached the maximum increase. This research was conducted with a descriptive qualitative approach using SWOT analysis. The research stage is carried out by collecting data, then the analysis phase by comparing the external factors of opportunity and threat with the internal factors of strengths and weaknesses. In the last step to support the SWOT analysis, the writer uses marketing mix 7p, which are product, price, place, promotion, process, people, and physical evidence. The purpose of this study is to analyze the strengths and weaknesses of the UPT Museum Balanga and formulate an appropriate marketing strategy to increase the attractiveness and the amount of local and foreign visitors. The results of this study indicate that the UPT Museum Balanga needs to improve service excellence by conducting training and establishing operational standards for employees, improving the interior and eksterior design, equipping various supporting facilities such as multimedia rooms, cafes and others, and increasing promotion by utilizing various social media and collaborating with related parties.
Downloads
References
Ardhianti, Anissa Aprilia & Herlinda. (2020). Strategi Komunikasi Pemasaran 7P Pengelola Museum Sejarah Jakarta dalam Upaya Meningkatkan Daya Tarik Wisatawan Mancanegara- jurnal Scriptura, vol. 1 no. 1
Ardika, I Gede. (2018). Kepariwisataan Berkelanjutan : Rintis jalan lewat Komunitas. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara
Daranca, Unira. (2015). “Upaya Peningkatan Wisata di Jakarta Melalui Museum: Strategi Pengembangan Museum Nasional Indonesia” -Jurnal Universitas Indonesia.
Ferdinanda. (2016). Analisis Kinerja Pelayanan dan Persepsi Pengunjung Museum Ullen Sentalu dengan metode Importance-Performance Analysis. Institute Seni Indonesia Yogyakarta
Gunawan, Topan Indraseni. (2016). Pengembangan Strategi Tata Kelola Museum Omahku Memoriku- jurnal Tata Kelola Seni, Vol 2 No 1
ICOM (international council of museum). (2019). Museum Definition. Retrieved from
Kotler, P. dan G. Amstrong. (2004). Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jakarta: Penerbit Indeks
Nenggala, Munanda Pradana. (2017). Strategi Pengembangan Potensi dan Daya Tarik Museum Tuanku Imam Bonjol di Kabupaten Pasaman. JOM Pekon Vol 4 No 1
Rangkuti, Freddy. (2016). Tehnik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT. Jakarta: Gramedia
Sunaryo, Bambang. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata. Yogyakarta: Gava Media
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Utama, I Gusti Bagus Rai. (2016). Pemasaran Pariwisata. Ristekdikti. Universitas Dhayana Pura.
World Tourism Organization “Tourism and the SDGs”.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
With the receipt of the article by DADJ Editorial Board and the decision to be published, the copyright regarding the article will be transferred to DADJ. The copyright transfer form can be downloaded here.
DADJ has the right to multiply and distribute the article and every author is not allowed to publish the same article that was published in this journal.
DESKOVI: Art and Design Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Under the following terms:
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.