EFEKTIVITAS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK PADA SMP NEGERI 4 AMBON MALUKU

Authors

  • Chrisema Ramayona Latuheru Institut Seni Indonesia Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.51804/deskovi.v2i1.405

Keywords:

Efektivitas, KTSP, Guru musik, Pembelajaran musik

Abstract

Kurikulum di Indonesia dinilai terlalu kompleks dibandingkan dengan kurikulum yang ada di beberapa negara maju sehingga beban siswa dalam belajar semakin berat. Atas dasar inilah diperlukan KTSP, kurikulum operasional yang dikembangkan dan dilaksankan oleh sekolah. SMP Negeri 4 Ambon merupakan sekolah yang mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan sekolah. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah, apa saja kendala dalam pelaksanaan KTSP di SMP Negeri 4 Ambon, bagaimana upaya guru dalam menyelesaikan masalah dalam pelaksanaan KTSP, dan bagaimana upaya guru dalam menyumbangkan pikirannya dalam pelaksanaan pembelajaran musik. Penelitian ini juga dilandasi dengan beberapa teori-teori terdahulu yang telah meneliti efesiensi pembelajaran musik. Proses penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan FGD (Focus Group Discussion) yang diperoleh dari wawancara terbuka dan diskusi terpadu. Hasil penelitian menunjukkan, kendala yang ditemui dalam penerapan KTSP pada pembelajaran seni musik antara lain, kendala siswa dalam mengaransir lagu, guru masih menggunakan ruangan kelas umum pada saat praktek, alat musik yang digunakan belum memadai, alokasi waktu yang masih kurang dan kurangnya tenaga guru. Dalam penerapan KTSP guru berusaha mengatasi kendala-kendala tersebut dengan menyumbangkan pemikirannya melalui solusi-solusi yang diterapkannya, antara lain dengan memudahkan anak mengaransir lagu, melalui lagu sederhana yang diaransirnya dan memanfaatkan waktu diluar jam sekolah untuk menyelesaikan materi yang tertunda.

The curriculum in Indonesia is considered too complex compared to other countries so that students in learning is getting harder. On this basis KTSP is needed, an operational curriculum developed and implemented by the school. SMP Negeri 4 Ambon is a school that develops a curriculum in accordance with the characteristics and needs of the school. The problems to be discussed in this study are, what are the obstacles in the implementation of KTSP in SMP Negeri 4 Ambon, how are the efforts of the teacher in solving problems in the implementation of KTSP, and how the teacher attempts to contribute his thoughts in the implementation of music learning. This research is also based on several previous theories that have examined the efficiency of music learning. The process of this research uses qualitative research methods with a case study approach and FGD (Focus Group Discussion) obtained from open interviews and integrated discussions. The results showed that the obstacles encountered in the application of KTSP in the learning of musical arts included the constraints of students in arranging songs, teachers still using public classrooms at the time of practice, inadequate musical instruments, lack of time allocation and lack of teachers. In applying the KTSP the teacher tries to overcome these obstacles by contributing his thoughts through the solutions he applies, among others by making it easier for children to organize songs, through simple songs arranged and utilizing time outside of school hours to complete the delayed material.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmadi, H. A., dan Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarat: BSNP Depdiknas

Bastomi, Suwaji. 1993. Proses Apresiasi, Kreasi, dan Belajar. Semarang: IKIP Semarang Press

Collins,Kelvin. 1988. The art framwork. Melbourne: Ministry of education

Depdikbud. 1989. Sistem Pendidikan Nasional (UU RI NO. 2 tahun 1989).

Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004: Kerangka Dasar. Jakarta : Depdiknas

Djohan. 2009. Psikologi musik. Yogyakarta: Best Publisher

Hamalik, O.2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan : Pengembangan Standar dan Kompetensi Dasar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Nasution, S. 1980. Azaz – azaz Kurikulum. Bandung: Jemmars.

Olivia, P. E. 1992. Developing the Curriculum.New York: Harper Collins Publisher.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentag Standar Isi

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Standar Komptensi Kelulusan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Pertimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Bonoe. Pono, 2002. Kamus Umum Musik. Yogyakarta: Kanisius

Roestiyah N. K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Cetakan ke -7 : Jakarta Rineka Cipta.

Rohidi, Tjetjep. 2000. Kesenian Dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung:STISI, Bandung press

Singgih. D. G. 2008. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Sukmadinata, N. S. 2009. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Cetakan ke – 11. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumaryo L.E. 1958. Estetika Musik, Yogyakarta: SMIND

Surahmad, W. 1997. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum.

Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Sekolah Pendidikan Guru.

Undang – undang No 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Walters D.L (1989). Reading in Music Learning Theory. Chicago: G.I.A publicaton

Downloads

Published

2019-06-30

How to Cite

Latuheru, C. R. (2019). EFEKTIVITAS KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK PADA SMP NEGERI 4 AMBON MALUKU. DESKOVI : Art and Design Journal, 2(1), 13–20. https://doi.org/10.51804/deskovi.v2i1.405

Issue

Section

Articles