BENTUK DAN PERAN MUSIK RANDAI PAREWA LIMO SUKU DALAM ACARA BARALEK DI KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG, SUMATERA BARAT
DOI:
https://doi.org/10.51804/deskovi.v3i1.721Keywords:
Baralek, Drama Musikal, Musik Iringan, RandaiAbstract
Suku Minangkabau memiliki berbagai kesenian, di antaranya adalah Randai. Randai hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat, dan hampir di setiap daerah di Minangkabau mempunyai Randai. Salah satu grup yang mengembangkan Randai yaitu Grup Parewa Limo Suku yang berada di Kuranji Kota Padang Sumatera Barat. Randai ini dilaksanakan dengan berbagai unsur seni yaitu Silek, Tari, Musik dan Teater. Randai termasuk kedalam Drama Musikal kedaerahan dengan memliki unsur seni yang kompleks. penyajian Randai diawali oleh permainan musik untuk menarik perhatian masyarakat. Berikutnya pidato dari Tukang Gore yang kemudian masuk ke dalam Legaran dengan diiringi musik untuk memberikan kesempatan kepada pelaku cerita memasuki lingkaran. Naskah cerita yang digunakan berjudul Untuang Sudah yang memiliiki permasalahan dan perselisihan dengan Rajo Angek Garang. Cerita ini dilaksanakan dalam lima legaran, cerita dalam Randai pada umumnya merupakan perumpamaan dalam masyarakat yang didalamnya mengandung nasehat-nasehat yang berisikan pesan moral. Cerita Untuang Sudah dalam Randai sering dibawakan dalam acara hiburan Baralek oleh Parewa Limo Suku. Musik iringan dalam Randai berperan sangat penting dimana musik membuat karakter suasana yang berbeda-beda yakni sebagai ilustrasi cerita dan sebagai penguat suasana dalam penyampaian pesan di setiap adegan Randai. Tujuan Grup Parewa Limo Suku, yaitu untuk melestarikan kebudayaan Minangkabau, serta turut aktif membantu pemerintah dalam membina dan mengembangkan seni budaya khususnya seni budaya Minangkabau. Randai saat ini masih digunakan dalam pertunjukan rakyat Minangkabau dan bentuk penyajiannya disesuaikan dengan drama musikal yang menggunakan berbagai unsur-unsur kesenian yang ada dalam masyarakat Minangkabau. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan pendekatan Etnomusikologi.
Minangkabau tribe has a variety of arts, including Randai. Randai lives and develops in community life, and almost every area in Minangkabau has Randai. One of the groups that developed Randai is the Parewa Limo Tribe Group located in Kuranji, Padang, West Sumatra. This randai is carried out with various elements of art namely Silek, Dance, Music and Theater. Randai included in the Regional Musical Drama with a complex element of art. Randai's presentation was preceded by a musical game to attract the attention of the public. Next was the speech from Tukang Gore which then entered Legaran accompanied by music to give the story actors a chance to enter the circle. The text of the story used is titled Untuang Sudah which has problems and disputes with Rajo Angek Garang. This story is carried out in five stories, the story in Randai is generally a parable in a society which contains advice which contains a moral message. Untuang Stories Already in Randai is often sung in Baralek entertainment programs by the Parewa Limo Tribe. Accompanied music in Randai plays a very important role where the music makes the character of a different atmosphere that is as an illustration of the story and as a reinforcement of the atmosphere in delivering messages in each Randai scene. The aim of the Parewa Limo Suku Group is to preserve the Minangkabau culture, and to actively assist the government in fostering and developing cultural arts, especially Minangkabau cultural arts. Randai is currently still used in Minangkabau folk performances and the form of presentation is adapted to musical dramas that use various artistic elements in the Minangkabau community. This research uses descriptive analysis method and ethnomusicology approach
Downloads
References
Amir Adriyetti. dkk. (2006). Pemetaan Sastra Lisan Minangkabau. Padang : Universitas Andalas Press.
Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik .Yogyakarta: Kanisius.
Esten, Mursal. (1994).Kajian Trasnformasi Budaya. Angkasa Bandung.
Merriam, Alan P. (1964). The Anthropology of Music Chicago: North Western University Press.
M.S Amir. (1997). Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang. Jakarta : Mutiara Sumber Widya. Navis, A.A. (1998). Alam Takambang Jadi Guru. Bukittinggi : Usaha Iklhas.
Prier, Karl-Edmund. (2004). Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi
Sayuti Azinar, dkk. (1978). Perkembangan Seni Bela Diri Tradisional Minangkabau di Sumatera Barat.
Tumbidjo, H.B Datuk . (1979). Minangkabau dalam Seputar Seni Tradisional.
Zulkarnaini. (1995). Minangkabau Ranah Nan Den Cinto, Budaya Alam Minangkabau. Bukittinggi : Usaha Iklhas.
Zulkifli. (1993). Randai Sebagai Teater Rakyat. Jakarta: Kencana Indah.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
With the receipt of the article by DADJ Editorial Board and the decision to be published, the copyright regarding the article will be transferred to DADJ. The copyright transfer form can be downloaded here.
DADJ has the right to multiply and distribute the article and every author is not allowed to publish the same article that was published in this journal.
DESKOVI: Art and Design Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Under the following terms:
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.