MUSIK DALAM UPACARA ADAT POSUO
DOI:
https://doi.org/10.51804/deskovi.v1i1.282Keywords:
makna, musik, posuo wolio buton tengah-tolandonaAbstract
Musik merupakan salah satu aspek penting yang digunakan dalam berbagai upacara keagamaan dan budaya oleh masyarakat seperti upacara kelahiran, pernikahan, kematian dan upacara inisiasi, baik yang bersifat sakral maupun sekuler, termasuk dalam upacara adat posuo (pingitan). Upacara adat posuo yang merupakan sebuah upacara peralihan status dari wanita remaja menuju wanita dewasa pada masyarakat Tolandona-Buton Tengah. Dalam upacara ini, terdapat beberapa instrumen musik perkusi yang digunakan yang disajikan sebagai pengiring berbentuk instrumental yang dilakukan selama proses pelaksanaan upacara berlangsung. Sebagai asumsi awal adalah bahwa musik memiliki makna dan signifikansi dalam upacara ini, baik sebagai pengiring dan pembentuk ataupun pendukung suasana dalam upacara tersebut. Dalam fenomena ini, terdapat dua persoalan yang ingin dikaji yaitu pertama apa makna penyajian musik dalam pelaksanaan upacara adat posuo wolio pada masyarakat Tolandona-Buton Tengah dan kedua mengapa musik dihadirkan dalam upacara adat posuo wolio. Dalam studi ini, penulis menggunakan adalah pendekatan etnomusikologi dan cenderung pada kajian literatur dari beberapa dokumentasi dari foto dan video serta hasil penyelidikan yang pernah dilakukan. Sebagai kesimpulan bahwa musik sebagai cermin dari masyarakat memiliki hubungan dengan perilaku dan kegiatan manusia. Musik yang disajikan dalam suatu upacara keagamaan maupun upacara adat budaya memiliki signifikansi dalam pelaksanaan upacara tersebut baik sebagai pengiring atau pembentuk suasana maupun sebagai bagian dari ritual upacara tersebut. Meskipun dalam menginterpretasikan tidak terlepas dari konteks sosial budaya dan falsafah hidup masyarakat tersebut, artinya ini dapat berbeda pada setiap daerah. Bagaimana musik diperankan oleh kehidupan masyarakat serta bagaimana arti musik bagi satu masyarakat, pemahaman inilah yang mempengaruhi keberadaan dan guna musik bagi masyarakat.
Music is one of the important aspects used in various religious and cultural ceremonies by the community such as birth ceremonies, marriages, deaths and initiation ceremonies, both sacred and secular, including in the Posuo (pingitan) traditional ceremony. The Posuo traditional ceremony is a transitional ceremony of status from teenage women to adult women in Tolandona - Central Buton. In this ceremony, there are several percussion musical instruments used which are presented as accompaniments in the form of instrumental performed during the process of conducting the ceremony. As the initial assumption is that music has significance in this ceremony, both as an accompanist and support the atmosphere at the ceremony. In this phenomenon, there are two problems that want to be examined, first, what is the meaning of the presentation of music in the implementation of Posuo Wolio traditional ceremonies in the Tolandona Central Buton and secondly why music is presented in the Posuo Wolio traditional ceremony. In this study, the authors used the ethnomusicology approach and tended to review the literature from some documentation of photos and videos as well as the results of investigations that had been carried out. In conclusion, music as a mirror of society has a relationship with human behavior and activities. Music presented in a religious ceremony or traditional cultural ceremony has significance in the implementation of the ceremony both as an accompanist or forming an atmosphere and as part of the ritual ceremony. Although in interpreting it is inseparable from the socio-cultural context and life philosophy of the community, this means that it can vary in each region. How music is played by people's lives and how music means to one community, this understanding influences the existence and use of music for the community.
Downloads
References
Donder, I. ketut. (2005). Esensi Bunyi Gamelan dalam Prosesi Ritual Hindu Perspektif Filosofis, Teologis, Psikologis, Sosiologis, dan Sains. Surabaya: Paramita.
Havilan, W. A. (1985). Antropologi Terj. R.G. Soekadijo Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Husein, A., & dkk. (1985). Kamus Wolio-Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Khan, H. I. (2002). Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Yogyakarta: Pustakan Sufi.
Mariana, F. (2017). Upacara Adat Posuo Sebagai Media Komunikasi Pendidikan Informal Perempuan Wolio di Kota Bau Bau Makassar. Universitas Hasanuddin.
Nakagawa, S. (2000). Musik dan Kosmos Sebuah Pengantar Etnomusikologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Ode, H. La, Tadjir, M. R., & Abidin, H. M. (2005). Upacara Adat Posuo. Bau-Bau: Dinas Pariwisata Seni dan Budaya.
Ode, K. La. (2011). Makna Pertunjukan Lagu Maludhu Dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Kulisusu Buton Utara. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Quan-Baffour, K. P. (2014). Ritual Song’s For Girls’ Nubility Rites at Bono Takyiman, Ghana. Muziki : Journal of Music Research in Africa, 6(1), 26–35.
Rumengan, P. (n.d.). Musik Sebagai Pintu Masuk Memahami Budaya dan Kondisi Masyarakat. Universitas Hasanuddin.
Senen, I. W. (2015). Bunyi-bunyian Dalam Upacara Keagamaan Hindu di Bali. Yogyakarta: Institute Seni Indonesia Yogyakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
With the receipt of the article by DADJ Editorial Board and the decision to be published, the copyright regarding the article will be transferred to DADJ. The copyright transfer form can be downloaded here.
DADJ has the right to multiply and distribute the article and every author is not allowed to publish the same article that was published in this journal.
DESKOVI: Art and Design Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Under the following terms:
Attribution — You must give appropriate credit, provide a link to the license, and indicate if changes were made. You may do so in any reasonable manner, but not in any way that suggests the licensor endorses you or your use.