BATIK JAMU GENDHONG: Konsep Estetika Sebagai Identitas Lokal Kabupaten Sukoharjo

Authors

  • Danang Priyanto Institut Seni Indonesia Surakarta
  • Septianti Institut Seni Indonesia Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.51804/deskovi.v8i1.16784

Abstract

Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu daerah induk batik dari wilayah Surakarta. Selain dikenal sebagai kabupaten produsen batik, Kabupaten Sukoharjo juga familiar dengan Kabupaten Jamu dengan tagline jamu gendhong. Eksistensi produksi jamu tradisional yang digendong dan dijajakan berkeliling dengan berjalan kaki direspon para seniman batik untuk membuat desain motif yang terinspirasi dari konsep ide tersebut. Urgensi dari penelitian ini adalah upaya untuk mengungkap eksistensi dan estetika dari batik jamu gendhong. Rumusan Masalah dalam adalah 1.Mengapa jamu gendhong menjadi identitas motif batik Kabupaten Sukoharjo. 2.Bagaimana konsep estetika dalam motif batikjamu gendhong Kabupaten Sukoharjo. Tujuan dari penelitian ini akan menjadi menganalisiseksistensi batik jamu gendhong sebagai identitas Kabupaten Sukoharjo dan menganalisis konsep estetika batik jamu gendhong dengan identifikasi struktur komposisi dari pola motif yang terdiri dari motif utama, motif pendukung, dan isen-isen. Pendekatan dalam penelitian  ini memanfaatkan pendekatan histori dan estetika.   Hasil dari penelitian didapat bahwa wilayah Kecamatan Nguter merupakan pusat industri pembuatan jamu di Sukoharjo yang diproduksi baik secara tradisional berbasis home industri dan skala pabrik. Dalam perkembangannya praktek menjajakan jamu dengan cara di-gendhong bergeser menjadi dijual dengan mengendarai sepeda, motor dan dijajakan secara menetap di outlet.  Dalam perkembangannya, jamu gendhong dijadikan sebagai ikon identitas batik di Kabupaten Sukoharjo. Adapun persebaran industri batik ada di daerah Bekonang dan Kedunggudel tawangsari. Visual batik jamu gendhong menampilkan figur mbok jamu gendhong dengan membawa rinjing dan gendul kaca, pola ditambahkan dengan motif pendukung bunga, kupu dan burung dengan isen ceceg, sawut, kemukus, pari sawuli dan lain-lain. Diharapkan penelitian menjadi referensi dalam analisis batik identitas daerah.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amalia, D. F., & Hijrawadi, S. N. (2024). Analisis Perubahan Tutupan Lahan di Kabupaten Sukoharjo dengan Menggunakan Metode NDVI Tahun 2013 dan 2023. 2(2). https://doi.org/10.2210/jsg.vx1ix.xxx

Budiman, B., Pertiwi, A. B., & Benyamin, M. F. (2024). Pengembangan Komposisi Pada Objek Ragam Hias Dalam Karya Batik: Eksplorasi Dan Implementasi. Gorga?: Jurnal Seni Rupa, 13(01), 326. https://doi.org/10.24114/gr.v13i01.52819

Dharsono. (2016). Kreasi Artistik Surakarta. Citra Sains.

Kartika), D. (Sony. (2007). Estetika. Rekayasa Sains.

Kuntowijoyo. (1999). Pengantar Ilmu Sejarah. Yayasan Bentara Budaya.

Munro, T. (1970). Form and Style in the Arts: An Introduction to Aesthetic Morphology. Press of Case Western Reserve University.

Nurhadi, B. (2021). Fungsi ekonomi kota kecamatan dalam pembangunan wilayah. Journal of Economics Research and Policy Studies, 1(3), 142–159. https://doi.org/10.53088/jerps.v1i3.313

Nurrahmawati, I., Hidayat, S. R., & Sanusi, A. (2006). Desain produk batik tulis di kabupaten sukoharjo pada era sekarang. TEXFILE Journal of Textile. https://jurnal.uns.ac.id/texfile/article/view/33194%0Ahttps://jurnal.uns.ac.id/texfile/article/viewFile/33194/21866

Patriansah, M., & Prasetya, D. (2021). Monroe Bardsley Aesthetic, an Analysis of Interpretation Approach to Yunus Muler’s Painting. Arty?: Jurnal Seni Rupa, 10(2).

Ramadhani, S., & Aan Sudarwanto. (2024). Filosofi “Triasih” Pada Penciptaan Desain Motif Batik Yang Bermakna Harapan. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 4(2), 55–68. https://doi.org/10.37304/enggang.v4i2.10392

Rosadi, J. S., Nurwahid, H., Muhammad, F., Putra, A., & Tridayanti. (2023). Inovasi Minuman Jamu Milenial Dari Bahan Rempah. Community Development Journal, Vol.4(2), 4990–4993.

Saebani, B. A. (2012). Pengantar Antropologi. CV Pustaka Setia.

Sembiring, S., Fauziana Izzati, & Putri Dahlia. (2024). Analisis Semiotik Motif Peusijuk Pada Karya Batik Aceh. DESKOVI?: Art and Design Journal, 7(1), 66–70. https://doi.org/10.51804/deskovi.v7i1.16574

Sugiono. (2014). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). ALFABETA.

Sumartono. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif Seni Rupa dan Desain (K. Hutama & S. K. L. Nilotama (eds.); Ganal Rudi). FSRD Universitas Trisakti.

Downloads

Published

2025-06-15

How to Cite

Priyanto, D., & Septianti. (2025). BATIK JAMU GENDHONG: Konsep Estetika Sebagai Identitas Lokal Kabupaten Sukoharjo . DESKOVI : Art and Design Journal, 8(1), 21–28. https://doi.org/10.51804/deskovi.v8i1.16784